1. Komposit Warna
Dengan
hanya satu band (saluran) yang umumnya ditampilkan dengan “grayscale/hitam putih”, identifikasi obyek pada citra umumnya lebih
sulit jika dibandingkan dengan interpretasi pada citra berwarna. Oleh karena itu, pada saat melakukan
interpretasi diperlukan adanya citra berwarna.
Metode yang paling umum untuk menyajikan warna citra adalah dengan
membuat citra komposit berwarna. Citra
berwarna yang dihasilkan menggunakan kombinasi multi-band.
Konsep
komposit warna ini adalah menggunakan prinsip warna aditif dari warna utama spektrum kasat mata (visible light) dari
warna aditif utama (additive primary
color) sebagaimana disajikan pada Gambar
2.1.
Pada warna aditif, jika ketiga sinar biru, merah
dan hijau yang mempunyai kecerahan yang sama digabungkan maka akan menghasilkan
putih. Sedangkan, jika sinar warna hijau
dan merah dengan kecerahan yang sama digabungkan tanpa ada sinar biru, maka
akan menghasilkan warna kuning. Demikian
pula untuk warna cyan dihasilkan dari penggabungan sinar warna utama hijau dan
biru, sedangkan warna magenta merupakan kombinasi antara warna utama biru dan
merah. Konsep warna aditif ini berbeda
dengan warna substraktif yang biasanya digunakan mencampur warna pada saat
menggambar (painting), dimana pada
warna substraktif jika warna kuning dicampurkan dengan magenta akan
menghasilkan warna merah. Prinsip warna substraktif ini sangat bermanfaat untuk proses penyaringan spektral
(filtering pada film). Pada Gambar 2.2 diperlihatkan bahwa warna kuning merupakan
warna komplementer dari warna biru, warna magenta komplemen dari warna hijau
dan warna cyan merupakan warna komplemen dari warna merah. Filter kuning dapat
mengurangi atau menyaring warna biru.
Pada
warna komposit, komputer juga menggunakan prinsip display RGB (RGB guns),
dimana semua warna yang ada dihasilkan dari kombinasi band dengan berbagai
intensitas. Jika masing-masing saluran
mempunyai variasi sebesar 8 bit (28), maka jumlah kombinasi dari
RGBnya akan menghasilkan (28
x 28 x 28) = 224 =16.777.216 variasi warna.
Berikut ini disajikan beberapa contoh warna komposit yang dihasilkan dari
kombinasi saluran yang berbeda.
Warna-warna
yang dihasilkan dari citra komposit merupakan kombinasi warna aditif yang
dihasilkan dari nilai Digital Number
(DN) masing-masing saluran (band) yang diletakkan pada RGB monitor komputer (Gambar 2.3).
(a) Komposit
warna alami.
Komposit
warna alami adalah komposit yang dihasilkan dengan mengkombinasikan panjang
gelombang atau spektrum merah (λ 0,6 ~ 0,7 μm), spektrum hijau (λ 0,5 ~ 0,6 μm)
dan spektrum biru (λ 0,4 ~ 0,5 μm) secara berturut-turut pada RED, GREEN dan
BLUE guns pada saat mendisplay citra.
Pada komposit ini, semua tutupan lahan akan tampak mempunyai warna
sesuai dengan penampakan yang sebenarnya, dimana vegetasi akan tampak berwarna
hijau muda sampai dengan tua, air akan berwarna biru dan tanah/lahan kosong
akan berwarna coklat gelap sampai dengan berwarna putih (refleksi yang mengalami
saturasi). Citra komposit ini dapat
dibuat menggunakan citra Landat TM band 3-2-1 (Lihat Gambar 2.3 (a)), Citra IKONOS 3-2-1 dan
Quickbird 3-2-1. Komposit warna ini
sering juga disebut dengan warna alami sejati (true color).
Keunggulan
Bagi
interpreter pemula, citra komposit ini sangat mudah dipahami dan dimengerti
oleh karena menampilkan warna yang serupa dengan tampilan warna yang dilihat di
alam sebenarnya.
Kelemahan
Citra
komposit ini mempunyai variasi informasi yang relatif rendah, karena semua band
yang digunakan berasal dari panjang gelombang kasat mata (visible light) dimana variasi informasi yang dimiliki relatif sama.
Selain itu, panjang gelombang biru menyebabkan ketajaman tampilan citra menjadi
relatif rendah, karena panjang gelombang pendek lebih mudah dipencarkan
sehingga menimbulkan haze. Bagi interpreter berpengalaman, citra dengan komposit
ini jarang dipergunakan untuk melakukan delineasi tutupan lahan.
(b) Komposit
warna palsu standar
Komposit ini disusun
menggunakan panjang gelombang dari spektrum infra-merah dekat (λ 0,7 ~ 0,9 μm),
spektrum merah (λ 0,6 ~ 0,7 μm) dan spektrum hijau (λ 0,5 ~ 0,6 μm) yang secara
berturut-turut diletakkan pada RED, GREEN dan BLUE guns. Kombinasi ini disebut warna palsu standar
karena kombinasi inilah yang secara konvensi disepakati untuk interpretasi
tutupan lahan. Pada awalnya citra yang
tersedia hanya mempunyai panjang gelombang yang berkisar antara hijau, merah
dan infra-merah dekat (Landsat MSS), sehingga kombinasi hanya dapat dibuat
menggunakan panjang gelombang tersebut.
Pada kombinasi ini, vegetasi akan tampak berwarna merah, tanah kosong
putih ke-biru-biruan dan badan air berwarna biru (mirip dengan warna alami).
Komposit ini dapat dibuat dengan citra Landsat MSS band 7-5-4 atau band 6-5-4,
Citra Landsat TM band 4-3-2 (Lihat Gambar 2.3 (b)) atau SPOT 4 band 3-2-1, MOS-1 MESSR band 3-2-1
atau 4-2-1, JERS-OPS band 3-2-1 atau 4-2-1.
Kelebihan
Mempunyai
variasi informasi yang lebih banyak dan kerapatan vegetasi relatif lebih mudah
dibedakan (didelineasi) dibandingkan dengan komposit warna alami. Kombinasi ini mencakup informasi band
infra-merah dekat yang memuat variasi vegetasi/biomassa. Mata manusia cenderung mempunyai kepekaan
yang relatif tinggi dalam membedakan kontras pada warna merah, sehingga
vegetasi lebih mudah diinterpretasi.
Kelemahan
Untuk pemula,
kombinasi ini relatif sulit dipahami secara cepat, mengingat warna yang
diinterpretasi tidak sama dengan tampilan warna sebenarnya di lapangan.
(c) Komposit
warna standar Departemen Kehutanan Indonesia
Komposit
ini dibuat menggunakan panjang gelombang atau spektrum inframerah sedang (λ 1,2
~ 3,2 μm), inframerah dekat (λ 0,7 ~ 0,9 μm) dan spektrum merah atau hijau (λ
0,6 ~ 0,7 atau 0,5 ~ 0,6 μm) secara berturut-turut pada RED, GREEN dan BLUE
guns pada saat mendisplay citra.
Tampilan dari komposit ini mendekati warna alami. Dengan citra Landsat, komposit ini dapat
dibuat dengan kombinasi band 5-4-3 atau 5-4-2.
Komposit Landsat 5-4-3 dapat dilihat pada Gambar 2.3 (c).
Kelebihan
Komposit ini mempunyai
variasi informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan komposit warna palsu
standar. Hal ini disebabkan karena
informasi yang disajikan mencakup band inframerah sedang, infra-merah dekat dan
sinar tampak. Sinar inframerah sedang
merekam variasi kelembaban (water content)
dari vegetasi, inframerah dekat terkait dengan informasi biomassa, sedangkan
sinar tampak terkait dengan informasi kehijauan daun (chlorophyll). Pada komposit
ini vegetasi dan kerapatan vegetasi relatif lebih mudah dibedakan (didelineasi)
dibandingkan dengan komposit warna palsu standar.
Kelemahan
Perlu
membiasakan diri dengan tampilan warna yang tersedia. Sebagian dari warna-warna
yang tampil tidak sama dengan warna alami.
Sebagai contoh, lahan-lahan kosong tampak mempunyai kisaran warna antara
magenta, pink sampai dengan putih, sementara warna alaminya berkisar antara
coklat tua sampai dengan coklat terang.
(d) Komposit lain
Komposit
lain yang dapat dibentuk adalah komposit selain yang disebutkan
sebelumnya. Beberapa interpreter ada
yang menggunakan kombinasi Landsat 7-4-2 sebagaimana disajikan pada Gambar 2.3 (f).
-----------------Semoga bermanfaat -----------------
0 comments:
Post a Comment