Friday, February 26, 2016

WARNA KOMPOSIT, ELEMEN PENAFSIRAN DAN SKALA (BAB II : hal 1)


1. Komposit Warna

Dengan hanya satu band (saluran) yang umumnya ditampilkan dengan “grayscale/hitam putih”, identifikasi obyek pada citra umumnya lebih sulit jika dibandingkan dengan interpretasi pada citra berwarna.  Oleh karena itu, pada saat melakukan interpretasi diperlukan adanya citra berwarna.  Metode yang paling umum untuk menyajikan warna citra adalah dengan membuat citra komposit berwarna.  Citra berwarna yang dihasilkan menggunakan kombinasi multi-band. 
Konsep komposit warna ini adalah menggunakan prinsip warna aditif dari warna utama spektrum kasat mata (visible light) dari warna aditif utama (additive primary color) sebagaimana disajikan pada Gambar 2.1.






Pada warna aditif, jika ketiga sinar biru, merah dan hijau yang mempunyai kecerahan yang sama digabungkan maka akan menghasilkan putih.  Sedangkan, jika sinar warna hijau dan merah dengan kecerahan yang sama digabungkan tanpa ada sinar biru, maka akan menghasilkan warna kuning.  Demikian pula untuk warna cyan dihasilkan dari penggabungan sinar warna utama hijau dan biru, sedangkan warna magenta merupakan kombinasi antara warna utama biru dan merah.  Konsep warna aditif ini berbeda dengan warna substraktif yang biasanya digunakan mencampur warna pada saat menggambar (painting), dimana pada warna substraktif jika warna kuning dicampurkan dengan magenta akan menghasilkan warna merah.  Prinsip warna substraktif ini sangat bermanfaat untuk proses penyaringan spektral (filtering pada film).  Pada Gambar 2.2 diperlihatkan bahwa warna kuning merupakan warna komplementer dari warna biru, warna magenta komplemen dari warna hijau dan warna cyan merupakan warna komplemen dari warna merah. Filter kuning dapat mengurangi atau menyaring warna biru. 


Pada warna komposit, komputer juga menggunakan prinsip display RGB (RGB guns), dimana semua warna yang ada dihasilkan dari kombinasi band dengan berbagai intensitas.  Jika masing-masing saluran mempunyai variasi sebesar 8 bit (28), maka jumlah kombinasi dari RGBnya akan menghasilkan  (28 x 28 x 28) = 224 =16.777.216 variasi warna. Berikut ini disajikan beberapa contoh warna komposit yang dihasilkan dari kombinasi saluran yang berbeda.







Warna-warna yang dihasilkan dari citra komposit merupakan kombinasi warna aditif yang dihasilkan dari nilai Digital Number (DN) masing-masing saluran (band) yang diletakkan pada RGB monitor komputer (Gambar 2.3).

(a)  Komposit warna alami. 
Komposit warna alami adalah komposit yang dihasilkan dengan mengkombinasikan panjang gelombang atau spektrum merah (λ 0,6 ~ 0,7 μm), spektrum hijau (λ 0,5 ~ 0,6 μm) dan spektrum biru (λ 0,4 ~ 0,5 μm) secara berturut-turut pada RED, GREEN dan BLUE guns pada saat mendisplay citra.  Pada komposit ini, semua tutupan lahan akan tampak mempunyai warna sesuai dengan penampakan yang sebenarnya, dimana vegetasi akan tampak berwarna hijau muda sampai dengan tua, air akan berwarna biru dan tanah/lahan kosong akan berwarna coklat gelap sampai dengan berwarna putih (refleksi yang mengalami saturasi).  Citra komposit ini dapat dibuat menggunakan citra Landat TM band 3-2-1 (Lihat Gambar 2.3 (a)), Citra IKONOS 3-2-1 dan Quickbird 3-2-1.  Komposit warna ini sering juga disebut dengan warna alami sejati (true color).
Keunggulan
Bagi interpreter pemula, citra komposit ini sangat mudah dipahami dan dimengerti oleh karena menampilkan warna yang serupa dengan tampilan warna yang dilihat di alam sebenarnya.
Kelemahan
Citra komposit ini mempunyai variasi informasi yang relatif rendah, karena semua band yang digunakan berasal dari panjang gelombang kasat mata (visible light) dimana variasi informasi yang dimiliki relatif sama. Selain itu, panjang gelombang biru menyebabkan ketajaman tampilan citra menjadi relatif rendah, karena panjang gelombang pendek lebih mudah dipencarkan sehingga menimbulkan haze.  Bagi interpreter berpengalaman, citra dengan komposit ini jarang dipergunakan untuk melakukan delineasi tutupan lahan.



(b)  Komposit warna palsu standar
Komposit ini disusun menggunakan panjang gelombang dari spektrum infra-merah dekat (λ 0,7 ~ 0,9 μm), spektrum merah (λ 0,6 ~ 0,7 μm) dan spektrum hijau (λ 0,5 ~ 0,6 μm) yang secara berturut-turut diletakkan pada RED, GREEN dan BLUE guns.  Kombinasi ini disebut warna palsu standar karena kombinasi inilah yang secara konvensi disepakati untuk interpretasi tutupan lahan.  Pada awalnya citra yang tersedia hanya mempunyai panjang gelombang yang berkisar antara hijau, merah dan infra-merah dekat (Landsat MSS), sehingga kombinasi hanya dapat dibuat menggunakan panjang gelombang tersebut.  Pada kombinasi ini, vegetasi akan tampak berwarna merah, tanah kosong putih ke-biru-biruan dan badan air berwarna biru (mirip dengan warna alami). Komposit ini dapat dibuat dengan citra Landsat MSS band 7-5-4 atau band 6-5-4, Citra Landsat TM band 4-3-2 (Lihat Gambar 2.3 (b)) atau SPOT 4 band 3-2-1, MOS-1 MESSR band 3-2-1 atau 4-2-1, JERS-OPS band 3-2-1 atau 4-2-1.
Kelebihan
Mempunyai variasi informasi yang lebih banyak dan kerapatan vegetasi relatif lebih mudah dibedakan (didelineasi) dibandingkan dengan komposit warna alami.  Kombinasi ini mencakup informasi band infra-merah dekat yang memuat variasi vegetasi/biomassa.  Mata manusia cenderung mempunyai kepekaan yang relatif tinggi dalam membedakan kontras pada warna merah, sehingga vegetasi lebih mudah diinterpretasi.
Kelemahan
Untuk pemula, kombinasi ini relatif sulit dipahami secara cepat, mengingat warna yang diinterpretasi tidak sama dengan tampilan warna sebenarnya di lapangan.  



(c)   Komposit warna standar Departemen Kehutanan Indonesia
Komposit ini dibuat menggunakan panjang gelombang atau spektrum inframerah sedang (λ 1,2 ~ 3,2 μm), inframerah dekat (λ 0,7 ~ 0,9 μm) dan spektrum merah atau hijau (λ 0,6 ~ 0,7 atau 0,5 ~ 0,6 μm) secara berturut-turut pada RED, GREEN dan BLUE guns pada saat mendisplay citra.  Tampilan dari komposit ini mendekati warna alami.  Dengan citra Landsat, komposit ini dapat dibuat dengan kombinasi band 5-4-3 atau 5-4-2.  Komposit Landsat 5-4-3 dapat dilihat pada Gambar 2.3 (c)
Kelebihan
Komposit ini mempunyai variasi informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan komposit warna palsu standar.  Hal ini disebabkan karena informasi yang disajikan mencakup band inframerah sedang, infra-merah dekat dan sinar tampak.  Sinar inframerah sedang merekam variasi kelembaban (water content) dari vegetasi, inframerah dekat terkait dengan informasi biomassa, sedangkan sinar tampak terkait dengan informasi kehijauan daun (chlorophyll).  Pada komposit ini vegetasi dan kerapatan vegetasi relatif lebih mudah dibedakan (didelineasi) dibandingkan dengan komposit warna palsu standar.
Kelemahan
Perlu membiasakan diri dengan tampilan warna yang tersedia. Sebagian dari warna-warna yang tampil tidak sama dengan warna alami.  Sebagai contoh, lahan-lahan kosong tampak mempunyai kisaran warna antara magenta, pink sampai dengan putih, sementara warna alaminya berkisar antara coklat tua sampai dengan coklat terang.



(d)  Komposit lain
   Komposit lain yang dapat dibentuk adalah komposit selain yang disebutkan sebelumnya.  Beberapa interpreter ada yang menggunakan kombinasi Landsat 7-4-2 sebagaimana disajikan pada Gambar 2.3 (f).














Disini Halaman Sebelumnya | Halaman Lanjutan Klik disini



-----------------Semoga bermanfaat -----------------

0 comments:

Post a Comment