Tahapan Aplikasi
Penginderaan Jauh
Berikut ini adalah
rangkuman dari tahapan penting yang perlu diperhatikan pada saat aplikasi
penginderaan jauh:
1)
Memformulasikan masalah
yang dihadapi yang mencakup identifikasi tipe-tipe penutupan dan bagaimana
kondisi perubahan penutupan tata guna tanah atau penutupan yang ada.
2)
Pengumpulan data, termasuk
digitasi peta, potret udara atau membeli data satelit. Dalam
hal ini perlu menetapkan resolusi spasial data yang dibutuhkan. Untuk menentukan resolusi spasial yang akan digunakan, perlu
dipertimbangkan:
a) Ukuran minimum dari obyek (feature)
yang akan dievaluasi atau diidentifikasi. Luasan minimum dari suatu obyek (feature) yang diinginkan untuk dideteksi
(misalnya luas minimum tanaman atau tebangan yang harus bisa dideteksi adalah 1
hektar), serta jumlah minimum pixel yang diperbolehkan untuk mengurangi
kesalahan akibat mix-brightness.
Dianjurkan setidak-tidaknya 9 pixel per unit luas. Jensen (1986) bahkan menganjurkan 20-50
pixel. Resolusi yang dapat
digunakan adalah :
b) Panjang
gelombang yang akan memberikan informasi yang jelas (mampu membedakan atau
memberikan kontras tinggi terhadap obyek-obyek yang akan dibedakan). Pertimbangan citra yang akan digunakan juga
hendaknya memperhatikan resolusi radiometrik dan temporal. Meskipun resolusi spasial citra memenuhi
syarat, apakah secara spektral akan berbeda dan apakah data dapat diperoleh
dengan frekuensi perolehan yang tinggi atau sesuai dengan yang diharapkan?
c) Waktu
perekaman yang memberikan citra terbaik untuk mendeteksi obyek yang diinginkan
(seperti penanaman, perladangan berpindah dan atau kebakaran hutan). Citra di musim kemarau akan memberikan
kontras yang jelas antara daerah-daerah tebang habis atau tebang pilih dengan
hutan lebat.
d) Waktu dimana
data mempunyai distorsi atmosfer yang kecil seperti haze, asap dan atau awan, serta sudut matahari yang menghasilkan
efek bayangan topografi yang kecil.
Citra di musim penghujan cenderung mengandung banyak awan, sementara di
musim kemarau cenderung banyak asap (kebakaran hutan atau pembukaan perladangan
berpindah).
e) Luas areal
yang akan dievaluasi. Ini tergantung
pada anggaran dan luas areal yang akan dievaluasi. Contohnya SPOT mengkover kurang lebih 60 km
x 60 km, tetapi TM mengkover 185 km x 185 km.
Dengan harga yang ada, maka biaya per satuan luas menggunakan SPOT 5
kali lebih besar daripada menggunakan
TM. Dari segi resolusi spektral TM juga
mempunyai reolusi spektral yang lebih tinggi (7 band).
f) Tipe data
yang digunakan apakah data analog atau digital, maka perlu diperhatikan
karakteristik dari data tersebut:
Data Digital
|
Data Analog
|
Mengandung
lebih banyak informasi dan penggunaannya lebih fleksibel;
Bisa melakukan analisa kuantitatif dan perbaikan citra;
Biasanya lebih mahal (data dan perangkat kerasnya)
|
Baik untuk interpretasi visual, sehingga komponen
warna, tekstur, lokasi dan asosiasi bisa digunakan;
Bersifat kualitatif, dan tidak bisa memanfaatkan secara
penuh resolusi radiometrik yang ada;
Merupakan fungsi dari keterampilan interpreter dalam menentukan
hasil yang diperoleh
|
Pada
waktu pemesanan data satelit, yang perlu diperhatikan adalah:
1) Lokasi (lintang tempat: bujur dan lintang);
2) Waktu perekaman yang diinginkan;
3) Format dan ukuran data (full scene,
quarter atau sub-scene);
4) Maksimum penutupan awan yang diijinkan;
5)
Pemilihan sistem pengolahan
data (image processing system) yang
meliputi software dan hardware;
6)
Evaluasi kualitas data yang
diperoleh (display citra dan penjelasan deskriptif);
7)
Koreksi kesalahan data
(radiometrik: sensor atau atmosfer dan geometrik);
8) Perbaikan data (untuk visual dan digital);
9) Survey lapangan;
10) Ekstrak feature dari citra
(klasifikasi dan evaluasi akurasi);
11) Meng-input data ke sistem informasi geografis;
12) Merangkum
hasil.
Apa display citra?
Dalam menyajikan citra digital pada layar monitor
(komputer), ada beberapa hal yang perlu dipahami, diantaranya adalah pengertian
tentang bits, byte, piksel (pixel), warna
komposit, warna alami, warna palsu standar, gray
scale (skala keabu-abuan) dan warna pseudo (pseudocolor). Berikut ini
adalah uraian ringkas dari beberapa istilah yang sering dipergunakan pada
display citra.
Bits
Pada citra, bits adalah suatu bilangan
binari yang mempunyai nilai 0 dan 1, atau hidup (on) atau mati (off). Akan
tetapi, satu set bits dapat mempunyai nilai lebih dari itu, tergantung pada
berapa jumlah bitsnya. Jumlah nilai
tersebut dinyatakan dalam suatu set bits, yaitu dengan bilangan 2 pangkat nilai
bitsnya, misalnya 3 bits adalah 23 = 8.
Display RGB
Display citra sering merujuk pada sejumlah
bilangan bits, seperti 8-bits atau 24 bits.
Bits ini sering digunakan untuk menentukan jumlah kemungkinan nilai
kecerahan yang ada. Misalnya untuk
displai 24 bits, 24 bits per piksel dibagi menjadi 8 bits pada masing-masing
warna guns. Jumlah kemungkinan nilai
yang dapat didisplay dengan 8 bits adalah 28 atau 256. Oleh karena itu pada 24 bits, masing-masing
warna guns hanya mempunyai 256 kemungkinan nilai kecerahan, yang nilainya
berkisar antara 0 ~ 255. Kombinasi tiga
guns akan menghasilkan 2563 atau sebanyak 16.777.216 kemungkinan
warna yang dapat didisplaykan oleh monitor.
Pixel
Pixel adalah istilah umum yang merupakan
kependekan dari picture element (elemen gambar) . Sebagai suatu elemen, piksel atau pixel
merupakan bagian terkecil dari suatu citra digital. Pada data raster, citra dibagi-bagi menjadi
suatu sel, dimana masing-masing grid dari sel merupakan representasi dari suatu
piksel. Piksel juga sering disebut dengan
sel grid.
Dalam arti yang lebih luas, istilah pixel juga
digunakan untuk menyatakan nilai file data untuk setiap unit citra (pixel file), atau lokasi dari suatu grid
pada display atau hasil cetakan (pixel
display).
Persepsi mata manusia dalam melihat warna terjadi
dari jumlah relatif kombinasi sinar merah, hijau dan biru yang diukur oleh
sensor pada mata. Sinar merah, hijau dan
biru dapat ditambahkan (additive primary color)
bersama-sama untuk menghasilkan variasi yang lebih lebar.
Color Guns
Pada display, guns warna mengarahkan sinar dari elektron yang termasuk
dalam fosfor merah, hijau dan biru. Fosfor akan berkedip untuk frekuensi tertentu
untuk menghasilkan warna-warna tertentu.
Monitor berwarna sering disebut dengan Monitor RGB yang mengacu pada
warna-warna utama.
Brightness Values
Nilai kecerahan (brightness
values) atau yang sering dikenal juga dengan nama nilai intensitas (intensity values) adalah kuantitas dari
masing-masing warna primer untuk menjadi output.
Layers
File citra dapat mengandung layer sejumlah band. Berikut ini adalah
kombinasi band-band yang sering sekali digunakan:
• Warna alami (natural color): Landsat TM 3, 2, 1
• Warna palsu standar (standard false color), atau color-infrared: Landsat TM 4, 3, 2. atau
SPOT 3-2-1.
Display Pseudocolor
8-bit
Jika melakukan display dengan pseudocolor 8 bit maka nilai-nilai data
yang terdapat pada saluran/band red, green dan blue digabung dan ditransformasikan kedalam nilai-nilai sel warna
dalam suatu peta warna (colormap). Oleh karena hanya terdapat 256 macam warna (8
bit), maka warna akan tampak sedikit berbeda jika dibandingkan dengan yang 24
bit yang mampu memberikan 16 juta macam warna. Oleh karena itu, pada pseudocolor ini, sesungguhnya satu band
(layer) dipecah-pecah (diiris/sliced) menjadi beberapa potongan dan
setiap potongan diberikan warna yang berbeda.
View dengan Gray
Scale
Jika penyajian dengan gray scale (warna hitam-putih), sesungguhnya band yang sama
disajikan pada RGB, sehingga yang tampak adalah derajat keabu-abuannya.
View Warna Komposit (True Color
View)
Displai ini dilakukan menggunakan 3 band atau 3
saluran. Masing-masing band diset pada red, green ataupun blue. Meskipun jenis band yang digunakannya sama,
tetapi jika penempatan pada RGB yang berbeda, maka akan menghasilkan penampakan
warna yang berbeda pula.
Faktor indeks Optimum (Optimum
Index Factor/OIF)
Pada penyajian
dengan multiband, biasanya dilakukan evaluasi dengan OIF (optimum index factor). OIF
merupakan ukuran banyaknya informasi yang dimuat pada suatu citra komposit. Ukuran ini merupakan perbandingan antara total
simpangan baku dari ketiga band yang digunakan dengan tiga koefisien korelasi
dari masing-masing pasangan band yang digunakan. Secara matematis, OIF ini diformulasikan
dengan rumus sebagai berikut:
-----------------Semoga
bermanfaat -----------------
0 comments:
Post a Comment