Friday, February 26, 2016

DISPLAY CITRA DIGITAL PENGINDERAAN JAUH (BAB I : Hal 5)

Tahapan Aplikasi Penginderaan Jauh 
Berikut ini adalah rangkuman dari tahapan penting yang perlu diperhatikan pada saat aplikasi penginderaan jauh:
1)      Memformulasikan masalah yang dihadapi yang mencakup identifikasi tipe-tipe penutupan dan bagaimana kondisi perubahan penutupan tata guna tanah atau penutupan yang ada.
2)     Pengumpulan data, termasuk digitasi peta, potret udara atau membeli data satelit. Dalam hal ini perlu menetapkan resolusi spasial data yang dibutuhkan. Untuk menentukan resolusi spasial yang akan digunakan, perlu dipertimbangkan:
a)     Ukuran minimum dari obyek (feature) yang akan dievaluasi atau diidentifikasi. Luasan minimum dari suatu obyek (feature) yang diinginkan untuk dideteksi (misalnya luas minimum tanaman atau tebangan yang harus bisa dideteksi adalah 1 hektar), serta jumlah minimum pixel yang diperbolehkan untuk mengurangi kesalahan akibat mix-brightness. Dianjurkan setidak-tidaknya 9 pixel per unit luas.  Jensen (1986) bahkan menganjurkan 20-50 pixel.  Resolusi yang dapat digunakan adalah :





b)     Panjang gelombang yang akan memberikan informasi yang jelas (mampu membedakan atau memberikan kontras tinggi terhadap obyek-obyek yang akan dibedakan).   Pertimbangan citra yang akan digunakan juga hendaknya memperhatikan resolusi radiometrik dan temporal.  Meskipun resolusi spasial citra memenuhi syarat, apakah secara spektral akan berbeda dan apakah data dapat diperoleh dengan frekuensi perolehan yang tinggi atau sesuai dengan yang diharapkan?
c)      Waktu perekaman yang memberikan citra terbaik untuk mendeteksi obyek yang diinginkan (seperti penanaman, perladangan berpindah dan atau kebakaran hutan).  Citra di musim kemarau akan memberikan kontras yang jelas antara daerah-daerah tebang habis atau tebang pilih dengan hutan lebat.
d)     Waktu dimana data mempunyai distorsi atmosfer yang kecil seperti haze, asap dan atau awan, serta sudut matahari yang menghasilkan efek bayangan topografi yang kecil.  Citra di musim penghujan cenderung mengandung banyak awan, sementara di musim kemarau cenderung banyak asap (kebakaran hutan atau pembukaan perladangan berpindah).
e)     Luas areal yang akan dievaluasi.  Ini tergantung pada anggaran dan luas areal yang akan dievaluasi.   Contohnya SPOT mengkover kurang lebih 60 km x 60 km, tetapi TM mengkover 185 km x 185 km.  Dengan harga yang ada, maka biaya per satuan luas menggunakan SPOT 5 kali lebih besar daripada  menggunakan TM.  Dari segi resolusi spektral TM juga mempunyai reolusi spektral yang lebih tinggi (7 band).
f)       Tipe data yang digunakan apakah data analog atau digital, maka perlu diperhatikan karakteristik dari data tersebut:



Data Digital
Data Analog
Mengandung lebih banyak informasi dan penggunaannya lebih fleksibel;

Bisa melakukan analisa kuantitatif dan perbaikan citra;


Biasanya lebih mahal (data dan perangkat kerasnya)

Baik untuk interpretasi visual, sehingga komponen warna, tekstur, lokasi dan asosiasi bisa digunakan;

Bersifat kualitatif, dan tidak bisa memanfaatkan secara penuh resolusi radiometrik yang ada;

Merupakan fungsi dari keterampilan interpreter dalam menentukan hasil yang diperoleh

Pada waktu pemesanan data satelit, yang perlu diperhatikan adalah:
1)      Lokasi (lintang tempat: bujur dan lintang);
2)     Waktu perekaman yang diinginkan;
3)     Format dan ukuran data (full scene, quarter atau sub-scene);
4)     Maksimum penutupan awan yang diijinkan;
5)     Pemilihan sistem pengolahan data (image processing system) yang meliputi software dan hardware;
6)     Evaluasi kualitas data yang diperoleh (display citra dan penjelasan deskriptif);
7)     Koreksi kesalahan data (radiometrik: sensor atau atmosfer dan geometrik);
8)     Perbaikan data (untuk visual dan digital);
9)     Survey lapangan;
10)  Ekstrak feature dari citra (klasifikasi dan evaluasi akurasi);
11)   Meng-input  data ke sistem informasi geografis;
12)  Merangkum hasil.
Apa display citra?
Dalam menyajikan citra digital pada layar monitor (komputer), ada beberapa hal yang perlu dipahami, diantaranya adalah pengertian tentang bits, byte, piksel (pixel), warna komposit, warna alami, warna palsu standar, gray scale (skala keabu-abuan) dan warna pseudo (pseudocolor).  Berikut ini adalah uraian ringkas dari beberapa istilah yang sering dipergunakan pada display citra.
Bits
Pada citra, bits adalah suatu bilangan binari yang mempunyai nilai 0 dan 1, atau hidup (on) atau mati (off). Akan tetapi, satu set bits dapat mempunyai nilai lebih dari itu, tergantung pada berapa jumlah bitsnya.  Jumlah nilai tersebut dinyatakan dalam suatu set bits, yaitu dengan bilangan 2 pangkat nilai bitsnya, misalnya 3 bits adalah 23 = 8.

Display RGB
Display citra sering merujuk pada sejumlah bilangan bits, seperti 8-bits atau 24 bits.  Bits ini sering digunakan untuk menentukan jumlah kemungkinan nilai kecerahan yang ada.  Misalnya untuk displai 24 bits, 24 bits per piksel dibagi menjadi 8 bits pada masing-masing warna guns.  Jumlah kemungkinan nilai yang dapat didisplay dengan 8 bits adalah 28 atau 256.  Oleh karena itu pada 24 bits, masing-masing warna guns hanya mempunyai 256 kemungkinan nilai kecerahan, yang nilainya berkisar antara 0 ~ 255.  Kombinasi tiga guns akan menghasilkan 2563 atau sebanyak 16.777.216 kemungkinan warna yang dapat didisplaykan oleh monitor.
Pixel
Pixel adalah istilah umum yang merupakan kependekan dari picture element (elemen gambar) .  Sebagai suatu elemen, piksel atau pixel merupakan bagian terkecil dari suatu citra digital.  Pada data raster, citra dibagi-bagi menjadi suatu sel, dimana masing-masing grid dari sel merupakan representasi dari suatu piksel.  Piksel juga sering disebut dengan sel grid.
Dalam arti yang lebih luas, istilah pixel juga digunakan untuk menyatakan nilai file data untuk setiap unit citra (pixel file), atau lokasi dari suatu grid pada display atau hasil cetakan (pixel display).
Persepsi mata manusia dalam melihat warna terjadi dari jumlah relatif kombinasi sinar merah, hijau dan biru yang diukur oleh sensor pada mata.  Sinar merah, hijau dan biru dapat ditambahkan (additive primary color) bersama-sama untuk menghasilkan variasi yang lebih lebar.
Color Guns
Pada display, guns warna mengarahkan sinar dari elektron yang termasuk dalam fosfor merah, hijau dan biru.  Fosfor akan berkedip untuk frekuensi tertentu untuk menghasilkan warna-warna tertentu.  Monitor berwarna sering disebut dengan Monitor RGB yang mengacu pada warna-warna utama.
Brightness Values
Nilai kecerahan (brightness values) atau yang sering dikenal juga dengan nama nilai intensitas (intensity values) adalah kuantitas dari masing-masing warna primer untuk menjadi output.
Layers
File citra dapat mengandung layer sejumlah band. Berikut ini adalah kombinasi band-band yang sering sekali digunakan:
•   Warna alami (natural color): Landsat TM 3, 2, 1
•   Warna palsu standar (standard false color), atau color-infrared: Landsat TM 4, 3, 2. atau SPOT 3-2-1.
Display Pseudocolor 8-bit
Jika melakukan display dengan pseudocolor 8 bit maka nilai-nilai data yang terdapat pada saluran/band red, green dan blue digabung dan ditransformasikan kedalam nilai-nilai sel warna dalam suatu peta warna (colormap).  Oleh karena hanya terdapat 256 macam warna (8 bit), maka warna akan tampak sedikit berbeda jika dibandingkan dengan yang 24 bit yang mampu memberikan 16 juta macam warna. Oleh karena itu, pada pseudocolor ini, sesungguhnya satu band (layer) dipecah-pecah (diiris/sliced) menjadi beberapa potongan dan setiap potongan diberikan warna yang berbeda.  
View dengan Gray Scale
Jika penyajian dengan gray scale (warna hitam-putih), sesungguhnya band yang sama disajikan pada RGB, sehingga yang tampak adalah derajat keabu-abuannya.
View Warna Komposit (True Color View)
Displai ini dilakukan menggunakan 3 band atau 3 saluran.  Masing-masing band diset pada red, green ataupun blue.  Meskipun jenis band yang digunakannya sama, tetapi jika penempatan pada RGB yang berbeda, maka akan menghasilkan penampakan warna yang berbeda pula.
Faktor indeks Optimum (Optimum Index Factor/OIF)
Pada penyajian dengan multiband, biasanya dilakukan evaluasi dengan OIF (optimum index factor).  OIF merupakan ukuran banyaknya informasi yang dimuat pada suatu citra komposit.  Ukuran ini merupakan perbandingan antara total simpangan baku dari ketiga band yang digunakan dengan tiga koefisien korelasi dari masing-masing pasangan band yang digunakan.  Secara matematis, OIF ini diformulasikan dengan rumus sebagai berikut:





Disini Halaman Sebelumnya | Halaman Lanjutan Klik disini



-----------------Semoga bermanfaat -----------------




0 comments:

Post a Comment